Judul asli : Al Dente, Waktu yang Tepat untuk Cinta
Tebal : 256 Halaman
Dipublikasikan : Juni 2014
ISBN : 9797807312
Okay, so here we go
"Pasta mempunyai takaran waktu yang pas agar matang sempurna dan begitupun dengan cinta.
Ada waktu yang tepat untuk itu. Namun, waktu malah mempertemukan kita dengan orang-orang dari masa lalu. Aku yakin cintamu hanya untuk dia yang kau cinta sejak lama dan cintaku hanya untuknya-orang yang kutunggu sejak dahulu."
Benjamin Farid dan Cynara baru saja menikah karena dijodohkan oleh orangtuanya. Ben yang pendiam dan kutu buku serta Nara yang bawel dan memang sejak dulu pernah suka dengan Ben yang disebut-sebut cinta monyet menyetujui perjodohan itu. Namun masalah menghadang mereka, di beberapa minggu pertama pernikahan mereka. Saat itu Nara yang sedang merapikan barang-barang karena mereka baru pindah menemukan album saat Ben SMA dan menemukan foto dari teman dekat ben, Emilia. Nara menuntut penjelasan Ben tentang siapa Millie itu. Dan jawaban dari Ben mengejutkan bahwa dulu Ben memang pernah menyukai Millie walaupun cintanya hanya bertepuk sebelah tangan. Millielah yang sebenarnya kambing hitam dari masalah yang mereka hadapi. Karena disetiap mereka bertengkar, Cynara pasti akan menyalahkan Millie tanpa alasan yang jelas.
"Maafkan aku, kau bukanlah orang yang kuinginkan. Kau bukanlah orang yang kuharapakan. Kita tak pernah tahu pasti kapan cinta datang,bukan? Hanya ketika merasakannya, barulah kita tahu bahwa telah tiba waktunya untuk cinta. Dan hatiku telah lama merasakan aku ditakdirkan untuk dia, dia masih saja membuatku penuh debar saat didekatnya."
Tapi saat itu juga datang Elbert Octavio, cowok yang sempat diharapakan oleh Nara. Namun hubungan mereka terputus karena El harus pindah ke Boston. Hubungan jarak jauh yang mereka jalani tidak berhasil. Mereka tidak tahu kalau mereka saling mencintai. Hingga akhirnya El kembali ke Jakarta hanya untuk bertemu Nara dan Ia sangat kaget mengetahui Nara telah menikah. Dan tanpa sepengetahuan Ben, Nara bertemu dan menjalin hubungan kembali dengan El disaat bahtera rumah tangganya dengan Ben sedang diterjang ombak yang besar. Dan setelah rutin berhubungan dengan El, Nara mulai berfikir untuk minta cerai.
"Usah lagi tinggalkan hangat bibitmu di bibirku. Usah sisipkan kata cinta didalamnya. Lepaskan pelukmu dan kumohon jawab tanyaku, bolehkah aku meninggalkanmu?"
Ada satu hal yang saat itu Nara belum tahu bahwa Ben juga mencintainya walaupun hanya dalam diam. Pada saat itu juga ayahnya Nara jatuh sakit makanya sebelum sakit itu makin parah ayahnya Nara menjodohkan Nara. El juga mengakhiri hubungan cintanya karena Ia berpikir bahwa itu obsesi bukan cinta. Akhirnya Nara memutuskan untuk kembali bersama Ben dan memulai semuanya dari nol kembali.
Yeah, that's it.
Menurut gw, idenya tuh menarik banget. Tentang pasta gitu yang ternyata bisa juga dihubungkan dengan cinta. Gw suka bahasanya yang sederhana dan ga berbelit-belit. Buku ini juga ga ada typo yang bikin geregetan abis, Idenya sederhana namun bisa bikin pembacanya terbuai dengan penulisannya. Satu hal yang gw bisa dapetin dari buku ini adalah semuanya butuh waktu yang tepat untuk menjadi indah. 9/10
Good Job, Helvira Hasan (y).